Mendiktisaintek Diminta Perhatikan Sistem Pemilihan MWA dan Rektor di UPI
jpnn.com, JAKARTA - Civitas Akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menulis surat terbuka kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Mereka menyoroti sistem pemilihan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) dan pimpinan universitas di UPI yang menimbulkan sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan.
Para Civitas Akademika UPI meminta Mendiktisaintek untuk meninjau dan memperbaiki sistem pemilihan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) dan rektor di kampus tersebut.
"Metode one person nine vote bertentangan dengan demokrasi di dalam kampus. Tak hanya itu, metode one person nine vote juga berpotensi munculnya blok internal dan eksternal di lingkungan kampus. Akibatnya, keanggotaan MWA menjadi kurang representatif dalam mewakili senat akademik dan fakultas," bunyi surat terbuka itu.
Sementara itu, mereka juga mempertanyakan metode one person three votes dalam pemilihan calon rektor yang akan diajukan oleh Senat Akademik (SA) kepada MWA.
Mereka menganggap sistem ini berpotensi menciptakan transaksi jabatan antar calon, sehingga menghambat kesempatan bagi kandidat lain yang memiliki pandangan berbeda.
Mereka mengusulkan pemilihan calon MWA maupun pimpinan universitas menggunakan metode yang menjunjung tinggi asas keadilan. Hal itu bertujuan untuk menciptakan tata kelola universitas yang baik.
"Agar pemilihan suara di UPI, baik untuk calon anggota MWA maupun rektor, dilakukan dengan metode one person one vote," sambung bunyi surat terbuka.