Menelusuri Jejak Ibrahim, Penata Bunga yang Lenyap Bersama Ledakan Bom
Dari Hotel Mulia, Pindah ke Hilton, lalu Ritz-CarltonSabtu, 25 Juli 2009 – 11:30 WIB
Juru Bicara DPP PKS Ahmad Mabruri tidak tahu pasti apakah Ibrohim adalah kadernya. "Kalau cuma stiker, bisa dibeli di mana-mana," ujarnya. Dia menegaskan PKS adalah partai Islam yang menolak keras tindakan teror. "Soal apakah dia anggota atau simpatisan atau apa, nanti saya cek dulu ke wilayah setempat," katanya.
Latar belakang Rodhin, ayah Ibrohim, pun sedikit terkuak. Di lantai dua rumah itu, penulis mendapati selembar surat keputusan (SK) yang menerangkan bahwa Rodhin bekerja pada Agence France-Presse, sebuah kantor berita ternama yang bermarkas di Prancis yang biasa disebut AFP. Surat berbahasa Prancis itu menerangkan bahwa Ahmad Rodhin Dja?far berposisi sebagai assistant redaqcionnel polyvalent aupres du directur (yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti asisten redaksional serbaguna untuk direktur). Surat bertanggal 31 Maret 1981 itu menunjukkan bahwa Rodhin mendapat gaji Rp 191.500. Jumlah yang lumayan besar untuk gaji tahun 80-an.
Buku-buku keislaman juga banyak ditemukan di rumah itu. Mulai buku-buku bertema fikih dan tata cara dalam rukun agama hingga buku-buku bernuansa jihad. Salah satunya adalah sebuah buku bersampul hijau bertulisan Mengasingkan Diri di Akhir Zaman.