Menelusuri Penyebab Tingginya Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia
"Dia ada infeksi paru-paru dan pneumonia. Apakah infeksi paru-parunya karena virus atau lainnya masih belum jelas," kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto, seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Sejak awal pandemi telah diterapkan aturan bahwa setiap orang yang masuk rumah sakit dengan gejala pneumonia atau radang paru otomatis statusnya akan menjadi PDP.
Jumlah anak yang terdeteksi positif virus corona di Indonesia ternyata tidak sedikit. Di NTB, misalnya, ada 86 anak yang terpapar COVID-19 dan 127 anak lainnya di Surabaya.
'Tidak benar anak tidak rentan COVID-19'
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menelusuri dan menghitung secara mandiri data COVID-19 pada anak Indonesia mencatat ada setidaknya 3.324 anak yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) sampai 18 Mei yang lalu.
Dari jumlah itu, IDAI juga menemukan sebanyak 129 anak yang berstatus PDP meninggal dunia, sementara jumlah anak yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 berjumlah 584 anak.
14 anak diantaranya meninggal dunia dengan status positif virus corona.
Namun saat dihubungi ABC pada Selasa (02/06), Ketua Umum IDAI, dr Aman B Pulungan mengatakan, jumlah kematian anak pasien COVID-19 di Indonesia per 1 Juni 2020 menurut catatan IDAI telah naik menjadi 26 orang.