Mengapa Australia Akan Melakukan Referendum Terkait Warga Aborigin?
Australia sebenarnya tidak sering melakukan referendum, baru ada 44 kali, sejak dinyatakan sebagai negara Persemakmuran di tahun 1901. Diantaranya referendum soal kereta api hingga masa jabatan anggota parlemen.
"Mereka mengubah konstitusi karena terjebak dengan masalah itu dalam waktu yang lama ... karenanya orang-orang jadi sangat berhati-hati dalam memberikan suara untuk perubahan," ujar Profesor Anne Twomey, pengacara dan pakar hukum konstitusi.
Tahun ini akan menjadi referendum yang pertama kalinya dilakukan di Australia dalam 30 tahun terakhir.
Kenapa perlu ada 'suara'?
Warga Australia yang memenuhi persyaratan akan memberikan jawaban "ya" atau "tidak" untuk menjawab apakah perlu ada sekelompok penduduk Pribumi Australia yang memberi nasihat kepada pemerintah soal masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka dan komunitasnya masing-masing.
Sebenarnya, pemerintah Federal Australia sudah berupaya untuk membuat kebijakan-kebijakan demi meningkatkan kehidupan masyarakat Pribumi.Tapi tetap saja banyak warga Pribumi yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan mereka masih dipertanyakan.
Bukan hanya karena penjajahan terhadap benua Australia di masa lalu, tapi juga akibat kebijakan 'White Australia' yang pernah diterapkan dengan hanya memperbolehkan orang kulit putih yang masuk ke Australia, serta sejarah kelam 'Stolen Generation' yang memisahkan anak-anak dari keluarga Pribumi.
Kebijakan-kebijakan yang ada saat ini dianggap tidak terlalu membawa perubahan besar pada kehidupan warga Pribumi Australia. Tahun lalu malah tercatat kesenjangan antara warga Pribumi dengan warga lainnya semakin besar.
Bahkan ada pula beberapa kondisi yang menunjukkan kemunduran, termasuk tingkat harapan hidup warga Pribumi yang jauh lebih pendek.