Mengapa TNI AD dan US Army Latihan Perang saat Laut China Selatan Menegang?
jpnn.com, JAKARTA - Latihan militer Super Garuda Shield 2022 yang melibatkan TNI AD dan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) menjadi sorotan internasional.
Media mancanegara Arab News mengangkat soal latihan perang yang digelar pada saat ketegangan di Laut China Selatan (LCS) meningkat itu.
Pada Rabu (3/8), surat kabar yang berbasis di Riyadh itu menayangkan berita berjudul ‘Indonesia, US hold biggest joint military drills as Indo-Pacific tensions rise’ (Indonesia, AS gelar latihan militer bersama terbesar saat ketengangan Indo-Pasifik meningkat).
Dalam artikel itu, Arab News mengutip pengamat dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Muhammad Waffaa Kharisma yang menyebut latihan perang bersama tersebut merupakan sinyal tentang posisi Indonesia dalam menyeimbangkan keterlibatan negara-negara berkekuatan besar.
“Itu (Garuda Shield 2022) tepat secara strategis, meskipun mungkin tidak tepat sasaran karena dilakukan ketika ada dinamika, seperti kemungkinan China meningkatkan ketegasan di Selat Taiwan,” ujar Kharisma.
Peraih gelar master hubungan internasional dari University of Bristol, Inggris, itu menjelaskan Indonesia tidak condong pada kekuatan mana pun. Menurutnya, Indonesia memilih berdiri di atas kepentingan sendiri dalam menjaga perdamaian regional.
“Tentu saja sinyalnya tidak perlu secara langsung menghalangi China, tetapi lebih tentang Indonesia juga memiliki hubungan dengan kekuatan-kekuatan lain,” tuturnya.
Ada tiga lokasi latihan Garuda Shield 2022. Lokasi pertama ialah Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD di Baturaja, Sumatera Selatan.