Mengenal Bipolar Disorder II
Ketika ada di episode depresi, yang terjadi adalah mood menurun. Mudah menangis, kehilangan semangat, merasa tidak berguna, putus asa, pikiran tentang kematian, hingga pada satu titik muncul dorongan untuk bunuh diri. ”Baik fase naik mania maupun fase turun depresi, dua-duanya dilakukan pasien tanpa kesadaran diri (insight),” kata Nalini.
Penderita bipolar disorder II harus mendapatkan penanganan yang tepat. Berada dalam episode kambuh (relaps) membuat pasien membahayakan diri sendiri dan lingkungan. ”Bergembira berlebihan, lalu kemudian nafsu seks meningkat, jika bertemu dengan pria jahat kan kasihan jika sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Juga, boros berlebihan serta mudah memberikan barang-barang berharganya sehingga mudah dimanipulasi orang yang bermaksud tidak baik,” ujar Nalini.
Nalini menegaskan, bipolar disorder II adalah gangguan (disorder). Bukan hanya karena ada masalah psikologis, tapi ada gangguan atau ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak.
Khusus untuk perempuan, hati-hati ketika saat ada penurunan kadar hormon estrogen yang drastis (pasca melahirkan, perimenopause), kemungkinan kambuh besar sekali. Untuk itu, Nalini berharap pasien dengan derita itu dipandang tak jauh beda dengan pasien sakit fisik. ”Selama ini kan stigmanya gangguan jiwa itu karena masalah kejiwaan saja. Padahal, ada bagian dari tubuhnya yang juga bermasalah,” ujar ibu dua anak tersebut.
Dengan latar belakang itulah, penderita harus minum obat secara kontinu. Sampai kapan? Dalam jangka panjang. Ada yang harus seumur hidup, ada juga yang tidak. ”Bergantung pemeriksaan dokter. Biasanya, sebelum berhenti minum obat, dosisnya dikurangi sebagai maintenance saja. Saat itu pasien dan keluarganya juga diedukasi untuk mengenal tanda-tanda kambuh. Sehingga begitu kondisi itu datang, segera mencari pertolongan,” tutur Nalini.
Jika ada pasien yang merasa baik-baik saja tanpa obat dan melepaskan diri dari obat itu tanpa petunjuk dokter, Nalini menyebut kemungkinan kambuhnya akan besar. ”Satu sampai tiga bulan mungkin dia bisa ’bertahan’ normal karena dalam tubuhnya masih ada sisa-sisa obat yang dulu? Tapi, dalam tiga atau empat bulan kemudian atau lebih, pasien akan kambuh,” imbuh Nalini. (bri/cik/c10/c6/nda)