Mengenal Gulat Okol Khas Surabaya
Rabu, 19 September 2018 – 05:12 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Gulat okol merupakan tradisi masyarakat Sambikerep yang sudah lebih dari seratus tahun. Warisan leluhur yang masih dilangsungkan berbarengan dengan acara sedekah bumi. Selain Kampung Bungkal, okol dilaksanakan warga Kampung Sawo dan Kampung Made. Semua boleh ikut. Bocah atau yang sudah tua. Peserta juga tidak terbatas warga Surabaya. Daerah tetangga seperti Sidoarjo, Gresik, dan Bojonegoro boleh ikut.
Aturannya sederhana. Dua peserta naik ke panggung, lalu berusaha saling membanting. Ada dua babak. Durasi satu babak suka-suka. Bisa lima menit. Bisa juga empat kali lipatnya. Jika ada yang jatuh, babak berakhir. Mereka yang berhasil membanting lawannya di dua babak itu jadi pemenang. Namun, kalau masing-masing menang satu babak, dinyatakan seri. Dua peserta sama-sama kalah. Tidak ada babak tambahan atau tanding ulang.
Camat Sambikerep Agus Setyoko mengapresiasi warisan budaya leluhur tersebut yang hingga kini masih terawat. Dia mengakui, permainan atau olahraga tradisional itu sangat akrab di tengah masyarakat Sambikerep dan mulai diikuti kampung-kampung lainnya.