Mengenal I Nyoman Nuarta, Pematung Kelas Wahid Indonesia
Selasa, 15 Januari 2019 – 21:11 WIB
jpnn.com - Surabaya punya tetenger baru. Pada 28 Desember 2018, berdiri Tugu Parasamnya Purakarya Nugraha yang menjadi penanda titik 0 kilometer Surabaya. Yang istimewa, patung tersebut menjadi karya paling mutakhir maestro seni rupa Indonesia I Nyoman Nuarta. Seniman yang menjadi pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada 1970-an itu menjelaskan kenapa dirinya memilih bentuk tersebut.
Menurut Nuarta, menggabungkan karakter Madura yang identik dengan olahraga serta keras dengan tari gandrung yang lemah lembut merupakan tantangan tersendiri. Dia mengakui, tidak ada kesulitan yang berarti. Hanya, waktunya pendek. Yakni, 2,5 bulan saja. Padahal seharusnya bisa memakan waktu 4-5 bulan. Persembahannya bagi warga Surabaya itu dipahat di Nu Art Bandung, kemudian dikirim sepotong demi sepotong ke Surabaya.
''Saya sangat maksimal di sana. Sebab, yang saya pahat sebenarnya jiwa dari Jawa Timur. Tentu tidak bisa sembarangan,'' ungkapnya. Membuat patung tersebut termasuk salah satu proyek yang cukup menantang bagi pria 68 tahun itu. Dia memang tidak asing dengan Jawa Timur Salah satu karya monumentalnya yang masih bisa dinikmati adalah Monumen Jalesveva Jayamahe. Patung kolonel setinggi 60,6 meter yang menatap laut di Dermaga TNI-AL.