Mengenal Oxium, Plastik Ramah Lingkungan yang Cepat Terurai
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia tengah menghadapi kondisi darurat sampah plastik. Dari hasil penelitian, pada 2020 ditemukan produksi limbah kemasan plastik sekitar 189.000 ton per bulan atau 6.300 ton per hari di perkotaan Pulau Jawa.
Dari jumlah itu, hanya sekitar 11,83 persen atau 22.000 ton per bulan yang didaur ulang.
Para ahli pun mulai mengembangkan berbagai alternatif plastik yang lebih cepat terurai hingga mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Salah satunya adalah Oxium atau oxo-biodegradable additive yang ramah lingkungan.
Oxium adalah aditif oxo-biodegradable yang ditambahkan ke dalam plastik konvensional, sehingga plastik terurai lebih cepat dengan bantuan sinar matahari, panas, oksigen, kelembaban, dan dilanjutkan oleh mikroba.
Oxium bekerja memotong-motong rantai polimer plastik dari bobot molekul yang tinggi menjadi sangat rendah.
Selanjutnya, mikroba akan memakan dan menguraikan residu Oxium ini. Rantai karbon akan dipotong-potong lebih lanjut oleh mikroba menjadi karbondioksida, air, dan biomassa.
Plastik Oxium membuat plastik konvensional menjadi lebih cepat terurai, tidak mencemari lingkungan, dan tidak menghasilkan toksin.
Di pasaran ada dua jenis aditif, yakni oxo-degradable dan oxo-biodegradable. Perbedaan utamanya adalah residu plastik hasil degradasinya.