Mengenal Raja Juli Antoni: Aktivis, Intelektual dan Politisi Berdarah Riau
Merasa tidak cukup dengan keilmuannya, Raja Juli Antoni kembali melanjutkan pendidikannya ke jenjang studi doctor pada tahun 2010.
Atas usaha yang diberikan, ia kembali mendapat beasiswa, kali ini dari Australian Development Scholarship (ADS).
Pada jenjang ini, ia menentukan fokus studinya pada ilmu politik dan studi internasional yang kemudian sukses lulus serta memperoleh gelar Ph.D di University of Queensland, Australia. Adapun disertasi doktornya mengenai perbandingan proses perdamaian di Maluku, Indonesia dan Mindanao, Filipina Selatan.
Sepulang dari Australia pada 2014, Raja Antoni menjadi Direktur Eksekutif The Indonesian Institute for Public Policy (TII), salah satu lembaga penelitian ternama dalam studi kebijakan publik.
Selain itu, Raja Juli Antoni juga cukup aktif menulis dan menyuarakan aspirasinya pada berbagai media yang tersedia.
Pada tahun 2015, Raja Antoni mundur dari pencalonan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Muktamar ke 46 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada tahun yang sama, Raja Antoni bersama beberapa koleganya mendirikan partai baru, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di mana dia langsung didapuk menjadi Sekretaris Jenderal.
Pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) tahun 2019, ia tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin.