Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mengenal Tukirin Partomihardjo, 34 Tahun Meneliti Biota Krakatau

Bertiga Nyaris Mati Dihujani Batu Berapi

Senin, 08 Juni 2015 – 05:05 WIB
Mengenal Tukirin Partomihardjo, 34 Tahun Meneliti Biota Krakatau - JPNN.COM
PENGABDI KRAKATAU: Tukirin Partomihardjo di depan miniatur Gunung Krakatau di kantornya, LIPI Cibinong. Foto: Tri Mujoko Bayuaji/Jawa Pos

’’Krakatau menjadi tempat yang tepat buat saya. Sebab, jenis tumbuhan di sana tidak terlalu kompleks karena suksesi awal itu,’’ jelasnya.

Pada perjalanan waktu, hampir setiap tahun Tukirin mengunjungi ’’kekasih hatinya’’ itu. Paling lama, kunjungannya ke Krakatau berjarak dua tahun. Selebihnya dilakukan hampir setahun sekali. Selama itu, Tukirin sering dimintai bantuan untuk mendampingi para peneliti dari berbagai negara.

’’Ada yang dari Kagoshima University di Jepang, ada yang dari Australia, serta dari Inggris seperti Oxford, Leeds, dan Nottingham. Lalu, dari Belanda, ada yang dari Utrecht University,’’ ungkapnya.

Mendampingi peneliti dari berbagai negara itu sekaligus menjadi sarana bagi Tukirin untuk ikut belajar. Tukirin banyak terinspirasi cara peneliti asing saat melakukan penelitian, yakni mereka memiliki target tinggi untuk bisa memublikasikan hasil karyanya. Keseriusan Tukirin itu berbuah ajakan dari Kagoshima University untuk melanjutkan studi doktoralnya di sana.

’’Saya menyelesaikan studi doktoral saya di Kagoshima University pada 1992 sampai 1995. Penelitian saya adalah studi biota Krakatau,’’ katanya.

Bagi Tukirin, ketertarikan dunia internasional terhadap Krakatau tampak seperti ironi bagi bangsa Indonesia. Hampir setiap tahun ada saja peneliti yang datang meminta pendampingan untuk meneliti biota Krakatau. Sementara itu, dari dalam negeri, relatif jarang atau hampir tidak ada penelitian berkelanjutan mengenai Krakatau. ’’Memang terkadang ada, tapi hanya temporer,’’ ujarnya.

Bukan hanya penelitian ilmiah, Krakatau tidak jarang menarik minat stasiun televisi internasional untuk diabadikan dalam film dokumenter. Dalam hal ini, lagi-lagi Tukirin juga diminta mendampingi. Sebab, sampai saat ini, hanya dialah orang Indonesia yang memiliki data biota lengkap anak Gunung Krakatau dari tahun ke tahun.

’’Di Krakatau itu terjadi penghancuran oleh alam sekaligus upaya perbaikan oleh alam yang terjadi berulang-ulang. Di daerah tropis, hal itu satu-satunya hanya terjadi di Krakatau,’’ tutur bapak dua anak itu.

Anak Gunung Krakatau merupakan salah satu fenomena yang menjadi perhatian dunia. Ratusan pakar pernah datang untuk meriset gunung berapi yang masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News