Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mengenal Tukirin Partomihardjo, 34 Tahun Meneliti Biota Krakatau

Bertiga Nyaris Mati Dihujani Batu Berapi

Senin, 08 Juni 2015 – 05:05 WIB
Mengenal Tukirin Partomihardjo, 34 Tahun Meneliti Biota Krakatau - JPNN.COM
PENGABDI KRAKATAU: Tukirin Partomihardjo di depan miniatur Gunung Krakatau di kantornya, LIPI Cibinong. Foto: Tri Mujoko Bayuaji/Jawa Pos

Karena objek penelitiannya adalah lingkungan gunung yang aktif, tidak jarang Tukirin harus berhadapan dengan letusan-letusan Krakatau. Dia mengaku sudah berkali-kali harus berhadapan dengan fenomena erupsi anak Gunung Krakatau. ’’Kalau mau dihitung 10 kali (berhadapan dengan letusan anak Gunung Krakatau) juga ada,’’ ujarnya, lalu tertawa.

Salah satu letusan Krakatau yang masih terkenang sampai saat ini adalah letusan pada 1999. Saat itu, Tukirin bersama ahli vulkanologi Indonesia, Gede Swastika, mendampingi kru dari Zebra Film. Kru film asal Australia tersebut bermaksud mendokumentasikan aktivitas letusan Krakatau. Selama lima hari pertama, kru hanya mengabadikan letusan Krakatau dari Pulau Sertung, tidak jauh dari lokasi erupsi.

’’Setelah letusan mereda, kru ingin masuk ke lokasi erupsi, mendokumentasikan dampak letusan di sekitar lokasi,’’ ungkap Tukirin.

Malam sebelum bertolak, Swastika selaku ahli vulkanologi melakukan observasi. Disimpulkan bahwa besok anak Gunung Krakatau aman untuk didatangi. Sebagai tim awal, berangkatlah Swastika, Tukirin, bersama juru kamera Zebra Film yang bernama Simon ke lokasi.

’’Kami tiba untuk mengecek letusan terjauh mencapai area mana. Nanti kru film tidak melampaui batas itu,’’ paparnya.

Paginya, tiga orang itu mendarat dengan speedboat. Speedboat kemudian menunggu di tengah laut saat mereka melakukan observasi lapangan. Tim kecil itu lalu berpencar. Swastika dan Simon ke kanan, sedangkan Tukirin melangkah ke kiri.

’’Setengah jam saya mengecek wilayah erupsi, termasuk vegetasinya. Tiba-tiba terdengar suara dhuaaar...! Letusan besar sekali,’’ ujar Tukirin.

Krakatau meletus saat tiga orang itu masih berada di pulau tersebut. Tukirin melihat ratusan batu meluncur cepat dari atas kawah Krakatau. Dia pun bingung. Sebab, sebelum berpencar, tidak ada brifing bila tiba-tiba Krakatau meletus.

Anak Gunung Krakatau merupakan salah satu fenomena yang menjadi perhatian dunia. Ratusan pakar pernah datang untuk meriset gunung berapi yang masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close