Mengenang Fethullah Gülen, Pejuang Pendidikan Turki yang Menginspirasi Dunia
"Ini sesuatu yang sangat penting bagi kita, bangsa Indonesia, karena sekolah-sekolah kita sekarang hampa moral," ujar Gus Dur suatu ketika, menekankan bagaimana nilai-nilai yang diajarkan Gülen dapat menjadi obat bagi krisis moral yang melanda pendidikan di Indonesia.
Tidak hanya dalam pendidikan, Gülen juga meninggalkan jejak dalam gerakan sosial yang menekankan pentingnya dialog antarumat beragama.
Baginya, perdamaian dunia tidak akan tercapai tanpa dialog dan saling pengertian. Ia berulang kali menekankan bahwa Islam bukan agama yang membutuhkan negara untuk bertahan hidup, melainkan agama yang mampu berkembang melalui kekuatan masyarakat sipil.
Di balik semua prestasi dan pengaruhnya, Gülen tetap sosok yang rendah hati. Ia tidak pernah menikah, karena merasa hidupnya telah dipenuhi oleh tugas yang lebih besar: melayani umat.
Baginya, setiap detik dalam hidupnya adalah pengabdian. Tidak mengherankan jika pada tahun 2008, Majalah Foreign Policy menobatkannya sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia.
Gülen Movement, atau Gerakan Hizmet, kini telah menjadi model bagi banyak gerakan sosial di seluruh dunia.
Gerakan ini tidak mengenal batas negara, dan melalui sekolah-sekolah, lembaga-lembaga kemanusiaan, serta media, ia terus menyebarkan nilai-nilai universal: cinta, toleransi, dan hak asasi manusia. Inilah warisan yang akan terus hidup, meski sang tokoh telah tiada.
Dalam sunyi dan damai, di tanah asing jauh dari kampung halamannya, Fethullah Gülen meninggalkan dunia.