Mengetuk Pintu Langit India dari Mumbai
Sabtu, 19 Februari 2011 – 03:35 WIB
Tetapi, di balik topeng buruk rupa itu ada juga orang yang sanggup mengintip potensi India dari angel yang lain. Kota dengan penduduk terbesar di dunia, 20 juta jiwa lebih ini, sedang berbenah habis-habisan. Infrastruktur di kompleks Chatrapati Shivaji International Airport Mumbai sedang proses konstruksi total. Akses Mumbai Barat-Utara-Tengah terus diperlebar, termasuk sea-link, jembatan mirip Suramadu yang panjangnya 5,3 kilometer, dan menghabiskan 347,2 juta dolar AS.
Lima tahun ke depan, Mumbai baru akan tampil dalam wajah yang amat berbeda. “Kami sudah meneropong peluang emas itu, India adalah pasar potensial yang belum dioptimalkan,” kata Noviendi Makalam, Direktur Pemasaran Luar Negeri, Direktorat Jenderal Pemasaran Kemenbudpar, saat ditemui INDOPOS di arena TTF-Travel and Tourism Fair dan OTM-Outbond Travel Mart di Bombai Exhibition Center, Mumbai, tadi malam.
Pria yang acap dipanggil Jambon –karena ayah Jambi, ibu Ambon, red—ini menyebut fakta lain, bahwa turisme dari Negeri Acha-Acha itu meningkat dari tahun 2009 sebesar 132.620 orang, menjadi 145.179 di tahun 2010. Itu jika dihitung dari orang yang masuk Indonesia dengan paspor India, berkewarga negaraan India, dan tercatat di imigrasi. Namun, kalau didasarkan Country of Residence (negara tempat tinggal), tahun 2008 ada 102.179 turis dan tahun 2009 menjadi 110.658 orang. “Naiknya cukup signifikan,” tutur Novie.