Mengintip Geliat Prostitusi di Bogor Jelang Lebaran
Ada PSK Spesial Ramadan, Panti Sosial Jadi KendalaSelasa, 16 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Seperti halnya Dhea (bukan nama sebenarnya, red). Perempuan asal Cisaat, Kabupaten Sukabumi, ini hanya datang ke Puncak saat Ramadan tiba. Sebab, perempuan berusia 24 tahun ini juga bekerja sebagai pemandu lagu (PL) pada salah satu hotel bintang lima di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Sekilas, orang pun tak akan menyangka bila Dhea adalah seorang PSK musiman, karena dari handphone, pakaian hingga sepatu yang ia kenakan merupakan merek ternama, dan hanya digunakan oleh gadis metropolis.
Kepada Radar Bogor (Grup JPNN), Dhea mengatakan, ia bekerja sebagai PSK musiman karena karaoke hotel tempatnya bekerja tutup sejak pekan pertama Ramadan. Sedangkan, Dhea tetap harus mengirim uang kepada keluarganya di Cisaat. Sebenarnya, selain sebagai PL, gadis dengan empat tato di tubuhnya ini juga merangkap sebagai wanita panggilan, dengan tarif Rp500 ribu sekali kencan.
"Aku ke sini diajak teman dan tinggal bersama di kontrakan sampai Lebaran, mau gimana lagi kan harus ngirim dana ke keluarga. Setelah itu aku kembali ke Jakarta untuk bekerja di tempat karaoke. Aku nggak mau lama-lama bekerja di sini, karena bayarannya terlalu murah. Lagipula Desember nanti aku ingin tunangan dengan pacar aku, tapi aku tak tahu kapan akan berhenti jadi PSK. Sebab semua lelaki sama saja, tukang bohong," jelasnya sambil mengutak-atik Blackberry Gemini Hitam 3G di tangan kanannya.