Menguji Kejeniusan Arsene Wenger
Rabu, 13 Maret 2013 – 05:50 WIB
Skema 4-4-2 cenderung menggambarkan permainan yang mengutamakan keseimbangan antara lini belakang dan lini depan. Dalam skema ini, Wenger bisa menempatkan Theo Walcott, Mikel Arteta, Aaron Ramsey dan Santi Cazorla di lini tengah untuk mengatur keseimbangan tim. Dan menurunkan duet Lukas Podolski berpasangan dengan Oliver Giroud.
Risikonya, formasi 4-4-2 kurang bisa diandalkan untuk mencetak gol cepat. Padahal, Arsenal butuh gol cepat agar bisa tampil lebih percaya diri. Gol cepat juga dibutuhkan untuk mengejar defisit dua gol pada leg pertama. Jika sukses mencetak gol pada 10 menit di awal laga, praktis Arsenal bisa lebih fokus untuk untuk mencetak gol kedua seraya tidak membiarkan tim tamu mencetak gol balasan. Tapi, sekali lagi, skema 4-4-2 merupakan skema yang sulit menghasilkan gol cepat. Apalagi menghadapi tim sekelas Munich.
Alternatifnya adalah formasi 4-2-1-3. Formasi yang sangat ofensif dengan menempatkan tiga penyerang sekaligus. Peluang mencetak gol cepat akan terbuka lebar. Sayang, formasi itu juga tidak lepas dari resiko. Resikonya adalah kegagalan Arsenal menguasai lapangan tengah. Lini belakang juga menjadi sangat rentan ditembus para pemain Munich.