Mengupas Perdagangan Anjing Buat Dimakan yang Marak di Asia Tenggara
Kampanye ini pun dilakukan oleh para selebriti di Vietnam.
Tapi Humane Society mengatakan kekejaman itu bukan satu-satunya alasan perdagangan harus diakhiri.
"Anda tidak dapat mengatasi masalah rabies di Asia sebelum mengatasi perdagangan daging anjing, karena ini sangat berpengaruh pada penyebaran rabies," kata O'Meara.
Menurut Soi Yayasan Dog tidak hanya kebanyakan anjing yang disembelih terdeteksi rabies positif, tetapi juga ada penyakit lainnya.
"Beberapa orang mengatakan makan daging anjing itu budaya, tetapi kenyataannya tidak ada pengawasan higienis seperti pada konsumsi daging lainnya, akibatnya ada wabah kolera di Vietnam dan China," ujar Dalley.
Anjing seringkali mengalami luka dan patah tulang. Foto: Soi Dog Foundation
Di akhir tahun 2014, setelah kampanye panjang yang digelar para pendukung hewan, pembunuhan dan perdagangan anjing untuk dimakan diakui sebagai tindak kejahatan di Thailand.
Selama bertahun-tahun, sejumlah geng kriminal telah mengumpulkan ribuan ekor anjing untuk ditangkap dan dijual dengan murah untuk dijadikan daging makanan.
Sejumlah warga yang marah berhasil memata-matai aktivitas perdagangan anjing di wilayah perbatasan, hingga pengiriman bisa dicegah.
Banyak anjing yang diselamatkan dikirim ke penampungan di kawasan Phuket, untuk kemudian direhabilitasi, dan berharap bisa diadopsi oleh warga Amerika Utara, Inggris, dan Eropa.
Humane Society International berharap dengan semakin banyaknya warga Asia yang muda dan kaya, maka akan lebih memahami soal hak-hak hewan.
"Kebanyakan generasi muda di Asia tidak berpartisipasi dalam konsumsi anjing," kata O'Meara. "Jadi perdagangan ini sedang dalam sekarat hanya di satu generasi, kami sedang berupaya agar praktik keji ini tidak terjadi lagi selamanya."
Tonton video singkatnya melalui saluran YouTube Australia Plus, atau Anda bisa menontonnya lewat program ABC 7.30.