Mengusung Konsep Grab to Go, The Harvest Express Kini Hadir di Stasiun Jakarta Kota
jpnn.com, JAKARTA - Bagi yang sering bepergian dengan kereta pasti paham rasanya saat mendadak lapar di perjalan. Terlebih jika destinasi yang dituju jauh. Solusinya adalah dengan menyantap camilan lezat yang praktis, plus kopi.
Nah, The Harvest Express menangkap kebutuhan tersebut dengan membuka gerai anyar di Stasiun Jakarta Kota. Gerai ke-6 ini buka setiap hari mulai pukul 05.00 WIB hingga 23.00 WIB. Menyusul respons pelanggan yang positif atas peresmian gerai ke-5 di Stasiun Gambir, Jakarta, belum lama ini.
Diketahui, stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun perjalanan pertama atau terakhir di Jakarta yang juga terintegrasi dengan moda transportasi utama lainnya, seperti Transjakarta. Setiap harinya, stasiun ini dibanjiri masyarakat yang akan bepergian jarak dekat maupun jarak jauh, seperti Surabaya atau Semarang.
Tak hanya itu, Stasiun Jakarta Kota juga berada di satu area dengan kawasan wisata Kota Tua yang sangat populer bagi masyarakat domestik maupun mancanegara. Melihat tingginya lalu lintas orang di kawasan tersebut.
CEO The Harvest Group Edison Manalu mengatakan, konsep The Harvest Express adalah Grab to Go yang mengedepankan kombinasi roti dan kopi dalam kemasan praktis, namun tetap mengutamakan kualitas premium.
“Konsep ini sebagai bentuk respons kami akan kebutuhan yang ada di Stasiun Jakarta Kota. Konsep seperti ini cocok dengan gaya hidup masyarakat kota yang dinamis dan selalu on the go,” jelas Edison Manalu.
Edison menambahkan, potensi konsumsi roti atau cake masih sangat besar di Indonesia lantaran beberapa faktor, antara lain terus meningkatnya kelas menengah perkotaan di Indonesia. “Konsumsi roti masyarakat Indonesia masih rendah, tapi cenderung trennya naik. Biasanya masyarakat makan cake kalau ada event khusus. Kami coba menawarkannya menjadi daily consumption melalui gerai tersebut,” tuturnya.
Edison memastikan bahwa harga camilan yang disediakan lebih murah ketimbang cake yang biasa dibeli di gerai The Harvest. “Value for money jangan sampai mengalahkan kualitas, stateginya dengan mengecilkan ukuran,” ujarnya.