Menikmati Kehangatan dan Kelezatan Makanan Indonesia di Brisbane
Sabtu, 15 Juni 2013 – 00:47 WIB
Kesederhanaan itu tampak pada desain interior restoran, eh, warung tersebut. Meja-mejanya terbuat dari kayu telanjang yang masih tampak serat-seratnya. Tidak seperti restoran lain, di meja itu tidak ada serbet dan sendok-garpu yang ditata di masing-masing meja. Sendok-garpu ditaruh di sebuah wadah di ujung meja. Pengunjung mengambil sendiri sendok-garpu kalau hendak makan. Persis di rumah makan padang atau warung tegal.
Dinding restoran Makanan Indonesia berhias dekorasi sederhana. Beberapa hiasan wayang golek ditempelkan di dinding yang bercat putih polos. Satu-dua kertas karton putih dengan tulisan spidol warna-warni juga menghiasi dinding. Salah satu berbunyi: Live Music, Friday & Saturday Evening; Indonesian & Other Songs; Performed by Mono on Keyboard.
Di kaca depan, tertempel karton putih dengan tulisan menarik. Yakni, beberapa kata dan ungkapan dalam bahasa Indonesia plus terjemahannya. Isi "kamus dinding" itu, antara lain, angka 1-10 dalam dua bahasa, Indonesia-Inggris. Lalu "apa kabar-how are you", "apa itu-what is that?", "berapa-how much", "lapar-hungry", dan "pedas-spicy/hot taste".