Menko PMK: FRI Harus Hasilkan Formula Riset dan Inovasi
Bu Menko menambahkan, Rancangan Rencana Induk Riset Nasional (R.I.R.N) 2015-2045 telah disusun hingga tahapan akhir. Rancangan ini perlu segera difinalkan bersama seluruh pemangku kepentingan, dan selanjutnya ditetapkan dengan peraturan perundangan. Di samping itu, perlu juga diperkuat kemitraan antara perguruan tinggi, lembaga/badan riset, dan industri.
“Pemerintah akan turut menciptakan iklim yang kondusif dalam membangun kemitraan ini,” tegasnya.
Dengan strategi pembangunan saat ini, yaitu membangun dari pinggiran untuk pemerataan kesejahteraan rakyat, maka salah satu peranan riset dan inovasi perguruan tinggi yang bisa berkontribusi secara langsung adalah dengan mengembangkan teknologi tepat guna, yang dibutuhkan dalam menggerakan pembangunan desa.
Alokasi anggaran dana desa sendiri meningkat setiap tahun (2015: Rp 20,8 triliun, 2016: Rp 46,98 triliun, 2017: Rp 60 triliun), dan itu butuh diperkuat dengan teknologi tepat guna. Di tingkat desa, teknologi yang sangat dibutuhkan menyangkut pengolahan pertanian, perikanan, perkebunan, energi, transportasi, teknologi informasi, dan industri skala kecil.
“Saat saya ke Boyolali kemarin mendampingi Presiden Joko Widodo, banyak sekali SMK yang telah mampu membuat peralatan-peralatan berteknologi maju yang juga dibutuhkan kalangan industri. Saya harap universitas lebih maju dan mampu mewujudkan hal serupa, sesuai dengan yang diinginkan industri. Harus bisa fokus menetapkan dan menghadirkan peralatan berteknologi tinggi yang sejalan dengan kebutuhan saat ini dan jangka panjang. Marilah bergotong royong, bekerja bersama demi memajukan bangsa Indonesia," tutur Puan.
Di akhir paparannya, Menko PMK berharap agar Konferensi Forum Rektor Indonesia mampu menghasilkan formula riset dan inovasi sebagai kontribusi untuk percepatan pembangunan nasional di masa mendatang. Tampak hadir dalam acara FRI ini Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (adk/jpnn)