Menko PMK Hadiri High Level Meeting on Global Peace
Dukung Perdamaian Dunia dan Kesejahteraan Bersamajpnn.com, NEW YORK - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menghadiri High Level Meeting on Global Peace di Markas Besar PBB di New York, pada Senin, 24 September 2018.
High Level Meeting on Global Peace atau dikenal pula sebagai Nelson Mandela Peace Summit ini merupakan pertemuan pleno tingkat tinggi tentang perdamaian global untuk memperingati 100 tahun kelahiran Nelson Mandela.
Pertemuan pleno ini dilaksanakan dalam rangka memberi penghormatan kepada Mandela atas kerendahan hati, pengampunan dan kasih sayang, dan dedikasinya untuk kemanusiaan.
Delegasi Republik Indonesia terdiri dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko PMK Puan Maharani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Kepala Delegasi Republik Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen mendukung perdamaian dunia bersama negara anggota PBB lainnya.
Dalam konferensi pers yang digelar di sela-sela acara High Level Meeting on Global Peace, Wapres Jusuf Kalla menyampaikan bahwa urgensi Indonesia untuk menghadiri pertemuan pleno tingkat tinggi ini adalah salah satunya membagi pengalaman terkait penyelesaian konflik di Indonesia seperti di Aceh dan Timor Leste.
Menko PMK juga menyampaikan bahwa perdamaian perlu dimaknai sebagai kesejahteraan bersama bagi masyarakat dunia. Perdamaian tidak hanya terkait di bidang resolusi konflik atau perlucutan senjata, namun juga di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, seperti perlindungan hak asasi manusia, jaminan kesehatan universal, kesetaraan gender dan hak anak-anak dan kelompok rentan lainnya serta peningkatan masyarakat miskin dan terbelakang.
"Saya hadir di sini dalam rangka menghadiri pertemuan-pertemuan pleno tingkat tinggi terkait bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Khususnya terkait Eliminasi TB dan penyebaran penyakit tidak menular. Saat ini semua negara di dunia memiliki kekhawatiran yang sama terkait semakin meluasnya penyakit tidak menular dan TB ini. Kedua hal ini bukan hanya permasalahan di negara berkembang tetapi juga di negara maju."