Menko PMK Sebut Remaja Indonesia Harus Terselamatkan dari Perilaku Menyimpang Ini
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, seks bebas merupakan perilaku menyimpang yang tidak patut dilakukan. Khususnya di kalangan generasi milenial.
"Remaja Indonesia harus terselamatkan dari dampak buruk globalisasi tersebut," ujar Menko PMK menanggapi pernyataan seorang senator (anggota DPD) asal Bali bahwa perilaku seks bebas diperbolehkan asalkan menggunakan alat kontrasepsi (kondom).
Menurut Muhadjir, perilaku seks bebas adalah bukan budaya Indonesia dan sangat bertentangan dengan nilai dan norma susila bangsa Indonesia.
Memang, kata Muhadjir, seks bebas bertentangan dengan budaya bangsa. Namun faktanya, berdasarkan beberapa data penelitian menunjukkan perilaku seks bebas remaja di Indonesia cukup mengkhawatirkan.
Survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes pada Oktober 2013, menemukan sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya maupun orang sewaan dan dilakukan dalam hubungan yang belum sah.
Sementara, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 (dilakukan per 5 tahun) mengungkapkan, sekitar 2% remaja wanita usia 15-24 tahun dan 8% remaja pria usia di usia yang sama mengaku telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan 11% di antaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Muhadjir menjelaskan, perilaku seks yang tidak lazim itu akan menimbulkan dampak mental, psikis, dan kesehatan reproduksi pada remaja. Untuk mengatasi perilaku menyimpang tersebut, menurut dia, harus ditangani secara menyeluruh.
"Persoalan seks bebas harus ditangani secara menyeluruh mulai dari orang tua dan keluarga, sekolah, pemerintah, serta oleh remaja itu sendiri. Ini merupakan tugas kita bersama," ujarnya.