Menkop UKM Siapkan Model Bisnis Koperasi Pangan Mirip Korporasi
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyatakan, telah memiliki model bisnis bagi koperasi pangan untuk masuk dalam skala bisnis layaknya korporasi.
Hal ini selain memperkuat koperasi juga guna mewujudkan ketahanan pangan nasional. Model bisnis ini diharapkan bisa diadopsi oleh Koperasi Perjuangan Usaha Tani, di Jombang, Jawa Timur.
Koperasi ini merupakan transformasi dari Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Sugihwaras, Jombang.
Teten menuturkan, Presiden Jokowi kerap mengingatkan agar kelembagaan koperasi diperkuat, salah satunya pada koperasi pangan. Untuk itu, Teten mengapresiasi transformasi Gapoktan menjadi koperasi. Namun hal ini dinilainya belum selesai, karena koperasi harus terus berkembang agar mensejahterakan anggotanya.
"Koperasi ini sekarang mengelola 200 hektare lahan dengan 100 anggota, ini sudah cukup luas, walaupun bisa dikembangkan hingga 1000 hektare. Karena untuk membangun kelembagaan usaha koperasi ini agar makin kuat, idealnya mencapai 1000ha," kata Teten.
Teten mengungkapkan, pihaknya bersama dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sudah memiliki bisnis model untuk koperasi pangan dalam pengembangan usaha, modernisasi dan memperluas usaha.
"Konsep kami ini korporatisasi, nanti petani menjual produk ke koperasi, koperasi ini kemudian mengolah jadi beras. Lalu urusan ke market atau pasar biarkan koperasinya, karena umumnya market itu bayarnya mundur sehingga petani tidak mungkin bisa karena keterbatasan dana," ucapnya.
Dengan model bisnis tersebut, koperasi juga akan melindungi petani dari permainan harga. Karena itu, koperasi harus diperkuat pembiayaannya untuk dapat menyerap produksi petani dan membantu pemberian modal petani, serta memperkuat investasi untuk pengembangan RMU (Rice Milling Unit) atau mesin penggilingan padi modern.