Menkumham Bicarakan Peningkatan Kerja Sama dengan Dubes Uni Eropa
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengatakan, kerja sama antara Indonesia dengan Uni Eropa telah berlangsung sejak lama. Kerja sama tersebut dipengaruhi oleh hubungan antara Uni Eropa dengan ASEAN.
Nah, sebagai salah satu pendiri ASEAN, Indonesia memiliki pengaruh besar di Asia Tenggara. “Keterlibatan Indonesia dalam kerja sama Uni Eropa dan ASEAN telah berjalan kurang lebih 30 tahun yang lalu,” ujar Yasonna, Sabtu (10/6).
Indonesia terlibat dalam penandatanganan kerja sama ASEAN dan Uni Eropa pada 1980. Kerja sama itu meliputi bidang perdagangan, ekonomi, dan pembangunan sebagai dasar untuk dialog kelembagaan.
Indonesia dan Uni Eropa juga telah menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Partnership and Cooperation atau Partnership and Cooperation Agreement (PCA) pada 2009. PCA itu diratifikasi oleh kedua belah pihak pada 2014 dan berlaku mulai Mei 2014.
PCA menjadi instrumen utama yang mencakup berbagai aspek kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Uni Eropa. Bahkan, sebelum PCA, Indonesia dan Uni Eropa telah memiliki beberapa kerja sama di berbagai bidang.
Selain itu, ada pula dialog yang bertujuan melawan terorisme dan deradikalisasi, keamanan maritim, pencegahan obat-obatan terlarang, melawan kejahatan transnasional dan lintas batas, antikorupsi, bina damai, dan manajemen bencana.
Sedangkan dalam bidang kemanusiaan, Indonesia dan Uni Eropa telah menyelenggarakan dialog resmi yang pertama kali diselenggarakan pada 2009. “Dialog keenam yang diselenggarakan pada Juni 2016 mendiskusikan isu-isu keadilan, sentencing policy, migrasi, ekstremisme, hak-hak disabilitas, hak-hak minoritas, dan hak asasi manusia dalam berbisnis,” kata Yasonna
Sebelumnya, Yasonna memenuhiundangan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend di Jakarta, Jumat (9/6). Pertemuan itu sebagai bukti bahwa kerja sama kedua belah pihak makin erat.