Menpar Diskusikan Potensi Kerja Sama Wisata Indonesia-Uzbekistan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya kedatangan koleganya dari Uzbekistan. Adalah Sharapov Anvar Kurbanovich selaku Ketua Komite Pengembangan Pariwisata Uzbekistan yang menemui Arief di kantornya di Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (2/5).
Kunjungan Anvar merupakan rangkaian dari lawatannya ke beberapa negara sahabat di Asia Tenggara. Sebelum ke Indonesia, Anvar terlebih dahulu mengunjungi Malaysia.
Anvar dalam kunjungannya ke Kemenpar juga membawa serta pejabat dan pelaku pariwisata Uzbekistan. Antara lain Khakimov Alisher Sirojitdinovich (director of The Silk Road Office under the State Committee for Tourism Development and UNWTO “Silk Road” project), Golisheva Elena Vyacheslavovna (director of The Republican Scientific-Educational Consulting Center of The State Committee for Tourism Development, serta Akmaljon Kosimov (head of Travel Company).
Sedangkan Arief dalam audiensi itu didampingi Asdep Hubungan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar Ani Insani dan Mary Marabubun selaku kepala Bidang Pemasaran Eropa Asdep Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika (ETTAA) Kemenpar. Praktis, pertemuan itu pun menjadi ajang untuk membahas potensi pariwisata.
"Saya mendapat perintah dari presiden terpilih Uzbekistan untuk menjalin kerja sama dengan negara sahabat. Indonesia kami anggap sebagai salah satu negara sahabat, dan Indonesia sangat mengagumkan bagi saya,” tutur Anvar.
Uzbekistan bahkan akan memudahkan warga negara Indonesia (WNI) yang akan berkunjung ke negeri di Asia Tengah yang pernah menjadi bagian Uni Soviet itu. Rencananya, Uzbekistan akan memberikan fasilitas bebas visa kunjungan (BVK) bagi WNI.
Selain itu, Uzbekistan juga menginginkan adanya penerbangan langsung dari ibu kotanya, Tashkent ke Bali. Pihak Uzbekistan mengusulkan adanya paket umrah plus ke Uzbekistan yang kaya akan sejarah Islam.
Sedangkan Arief dalam kesempatan itu mengatakan, Uzbekistan tak perlu ragu menerapkan BVK. Sebab, kebijakan itu memang ampuh untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara.