Mensos Tri Rismaharini: Lansia bukan Beban, Namun Aset Negara dan Subjek Pembangunan
jpnn.com, BEKASI - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan bahwa masyarakat lanjut usia bukan beban, melainkan aset negara dan subjek pembangunan. Para lansia butuh dukungan dari keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekitar, untuk membuat mereka merasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok masyarakat lansia harus dipandang sebagai penyangga pembangunan nasional, penduduk senior, pelestari nilai-nilai kesetiakawanan sosial, pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa kepada generasi sesudahnya.
“Sebagai penduduk senior, mereka juga telah berkontribusi dalam perkembangan bangsa. Dengan pengalaman, pengetahuan, dan keteladanan, mereka bisa mewariskan nilai kebajikan kepada generasi sesudahnya,” kata Tri Rismaharini menyambut peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/5).
Menurutnya, warisan yang diberikan itu menjadi modal bagi generasi saat ini untuk mengelola pembangunan dengan belajar dari pengalaman masa lalu lansia. “Sebagai penduduk senior, mereka memiliki sejumlah kelebihan,” ungkap sosok yang karib disapa Bu Risma itu.
Bu Risma menjelaskan bahwa menyandang sebutan sebagai lansia bukan berarti mereka tidak produktif, dan menjadi obyek pembangunan. Justru sebaliknya, kata dia, lansia merupakan aset produktif.
“Tentu saja, produktivitas dimaksud harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki dan tingkat kesehatannya,” kata mantan wali kota Surabaya yang menjabat dua periode itu.
Oleh karena itu, lansia bukan beban negara. Lansia harus dipandang sebagai aset penting negara. Mereka adalah subjek pembangunan.
"Populasi lansia yang besar, berpotensi memberikan banyak keuntungan apabila mereka tetap tangguh, sehat dan produktif,” katanya.