Menteri Amran Paparkan Kinerja Pertanian di Kongres Ahli Agronomi
jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membeberkan sederet prestasi sektor pertanian dalam 5 tahun terakhir, dalam Kongres dan Seminar Nasional Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI).
Mentan Amran menyampaikan capaian pertanian selama ini merupakan hasil komitmen dan sinergi seluruh pihak termasuk para Menteri Pertanian terdahulu. Capaian tersebut bahkan berhasil membawa Indonesia menjadi negara terbesar nomor lima dalam hal pertumbuhan nilai ekspor dan Produk Domestik Bruto (PDB).
“Indonesia saat ini masuk menjadi negara terbesar nomor 5 dalam hal peningkatan ekspor dan PDB, bahkan untuk PDB, kita terbaik nomor 5 dari 224 negara di dunia” beber Amran saat menghadiri Kongres dan Seminar Nasional PERAGI di Auditorium Sadikin Sumintawikaarta - Bogor.
Amran menegaskan meski setiap tahun anggaran Kementerian yang dipimpinannya mengalami penurunan, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kerjanya dalam mencetak prestasi. Terkait PDB misalnya, dalam kurun waktu 2014 – 2018, peningkatan PDB pertanian secara konsisten menunjukan tren positif. pada 2013 PDB Pertanian hanya sebesar Rp 847,8 triliun, terus meningkat hingga Rp 1.005,4 triliun di tahun 2018.
“Bahkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian kita baru-baru ini mencapai 3,7 persen, angka tersebut melampaui target yang ditetapkan pemerintah 3,5 persen," jelas Amran.
Salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan PDB Pertanian Indonesia adalah peningkatan ekspor. Amran memaparkan pada kurun waktu yang sama, akumulasi nilai ekspor pertanian mencapai 1.957 Triliun, dengan akumulasi total volume mencapai 195,7 juta ton.
“Pada tahun 2013 volume ekspor pertanian hanya 33 juta ton, tahun 2018 meningkat hingga 42 juta ton, peningkatannya 9 juta ton, tahun ini kita target menjadi 45 juta ton, dibandingkan tahun 2013 ekspor kita naik 10 sampai 11 juta ton,” terang Amran.
Amran menyebut capaian tersebut membuktikan kebijakan dan program pertanian selama ini mampu berkontribusi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Seperti kebijakan dalam mengatur rantai pasok, turut mempengaruhi inflasi pangan periode 2014-2017, yang dulunya 10,57 persen menjadi 1,26 persen, turun hingga 88,1 persen. “Kebijakan lain seperti Onine Single Submission, turut mendongkrak investasi pertanian hingga 110%, bahkan saat kami ratas dengan Presiden beberapa waktu lalu, kami katakan investasi pertanian berpotensi naik 500 persen hingga 1000 persen,” ujar Amran.