Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menteri Arief Yahya Pengin Soto Jadi Ikon Kuliner Indonesia

Sabtu, 30 September 2017 – 18:51 WIB
Menteri Arief Yahya Pengin Soto Jadi Ikon Kuliner Indonesia - JPNN.COM
Penjual soto lamongan di Malang, Jawa Timur sedang melayani pembeli. Foto: Radar Malang/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bertekad menjadikan soto sebagai ikon kuliner Indonesia. Menurut menteri asal Banyuwangi itu, soto merupakan masakan khas nusantara.

Berbicara sebagai narasumber dalam rapat koordinasi bidang pariwisata yang digelar DPP PDI Perjuangan di Jakarta, Sabtu (30/9), Arief mengatakan, kementerian yang dipimpinnya sedang mencari menu untuk dijadikan ikon kuliner Indonesia. Sebenarnya, Kementerian pariwisata sudah memiliki lima opsi, yakni soto, rendang, bakso, gado-gado, dan nasi goreng.

Namun, rendang sudah memiliki kekuatan dan bahkan pamornya telah sampai mancanegara karena dinyatakan sebagai makanan paling enak di dunia. Meski demikian, rendang saja belum cukup sehingga Kemenpar ingin ada ikon kuliner lain.

Akhirnya, pilihannya adalah soto. "Soto, rendang, sate, gado-gado dan nasi goreng. Dari sini akan diusulkan satu ke Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif, red), yaitu soto. Sebab, soto yang paling mewakili kuliner Indonesia," tuturnya.

Jika Bekraf merestui usulan Kemenpar, soto akan mengalahkan empat kandidat ikon kuliner lainnya itu. Melalui langkah tersebut, Arief berharap agar baik masyarakat maupun wisatawan mancanegara akan lebih mengenal Indonesia sebagai negara dengan kenikmatan kuliner sotonya.

"Nah, kita harapkan Indonesia akan memiliki makanan nasional yang namanya soto. Kita tunggu saja waktunya," jelasnya.

Arief memang merasa gusar. Apalagi makanan khas sesama negara ASEAN sudah terlebih dahulu mendunia seperti nasi lemak dari Malaysia ataupun tom yam asal Thailand.

Sementara masyarakat Indonesia, katanya, memang belum satu suara tentang makanan nasional. Sebab, masyarakat justru kesulitan menjawab ketika ditanya soal kuliner khas Indonesia karena saking banyaknya.

Masyarakat Indonesia belum satu suara tentang makanan nasional. Bahkan, masyarakat kesulitan menjawab saat ditanya soal ikon kuliner karena saking banyaknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close