Menteri LHK Pimpin Aksi Bersih Sampah di 74 Kawasan Konservasi
Sampah plastik dengan karakteristik yang sulit terurai secara alami telah mencemari alam dan mengancam ekosistem.
Sampah plastik berukuran kecil seperti mikro plastik dapat tertelan oleh satwa, mengganggu rantai makanan secara keseluruhan, hingga membahayakan kesehatan manusia.
Oleh karena itu, Menteri Siti berseru kepada semua pihak untuk mulai dari sekarang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong kresek maupun botol mineral.
“Jadikan momentum HPSN ini untuk merubah gaya hidup kita menjadi sebuah budaya yang ramah lingkungan. Kita kurangi sampah yang kita hasilkan,” ujar Menteri Siti.
Kegiatan bersih-bersih kawasan konservasi dilaksanakan secara serentak di 74 lokasi di seluruh Indonesia. Di pulau Sumatera, tercatat 10 Taman Nasional dan 7 kawasan konservasi turut mensukseskan gerakan ini.
Selanjutnya di pulau Jawa sebanyak 12 Taman Nasiona dan 5 kawasan konservasi, wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 6 Taman Nasional dan 3 kawasan konservasi, pulau Kalimantan sebanyak 7 Taman Nasional dan 4 kawasan konservasi, pulau Sulawesi sebanyak 8 Taman Nasional dan 4 kawasan konservasi, Maluku sebanyak 2 Taman Nasional dan 1 kawasan konservasi, serta Papua sebanyak 3 Taman Nasional dan 2 kawasan konservasi.
Menteri Siti berkesempatan untuk mengadakan video-conference dengan beberapa wilayah tersebut. Bupati Kampar melaporkan bahwa kegiatan bersih sampah di wilayahnya berhasil mengumpulkan 350 kg sampah plastik, 35 kg sampah kertas, serta 5 ton sampah organik termasuk di antaranya sampah yang berasal dari pasar tradisional.
Sementara itu Walikota Jayapura menyampaikan bahwa kegiatan bersih-bersih sampah yang dilaksanakan warganya dari jam 9 pagi hingga jam 1 siang berhasil mengumpulkan 2 ton sampah.