Menteri LHK Ungkap Fakta Kasus Bonita, Si Harimau Sumatera
jpnn.com, JAKARTA - Penyelamatan Bonita, Harimau Sumatera yang berkeliaran di perkebunan warga di Riau, terus dilakukan tim terpadu.
Hewan langka dan dilindungi ini telah menewaskan dua warga. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya angkat bicara mengenai kejadian ini.
''Harimau ini sebenarnya tidak mengganggu manusia jika habitatnya tidak terganggu. Ketika ruang jelajah dan pasokan makannya berkurang, dia merasa terancam, konflik satwa dan manusiapun terjadi,'' ungkap Menteri Siti di Jakarta, Senin (19/3).
Pada kasus Bonita, daya dukung lingkungan terhadap kebutuhan dasarnya sudah tidak mencukupi lagi. Ruang jelajahnya juga terputus-putus karena banyaknya alih fungsi lahan, dari hutan menjadi kebun.
Lokasi kejadian kasus Bonita, berada pada kawasan yang didominasi oleh Hutan Tanaman Industri (HTI) dan hanya menyisakan SM Kerumutan dengan luas sekitar 93 ribu ha sebagai satu-satunya lokasi konservasi bagi satwa liar di kawasan tersebut.
Berdasarkan data WWF, wilayah jelajah Harimau sumatera di Riau lebih kurang 60 Km2. Sementara kalau di Rusia, wilayah jelajah Harimau bisa sampai 250 Km2.
Jumlah populasi harimau Sumatera di habitat alam dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi akibat berkurangnya atau degradasi habitat (deforestrasi dan fragmentasi), perambahan, perburuan, perdagangan illegal, menurunnya satwa mangsa, dan konflik harimau dengan manusia.
''Kenapa Bonita susah ditangkap? ya karena medannya berat. Saya sudah pernah fly over, bahkan turun langsung ke lapangan. Memang dari satu tempat ke tempat lainnya di situ kebun yang luas. Padahal seharusnya ada ruang-ruang untuk habitat satwa,'' kata Menteri Siti.