Menteri Pariwisata Keluarkan Jurus Baru Menghadapi Realitas
Contoh lain Pos Indonesia. Pada akhir tahun 1990-an Pos Indonesia menghadapi fakta brutal karena layanan email mulai marak menggantikan surat berperangko. Tak hanya itu, layanan wesel pos pun terancam punah tergerus oleh layanan ATM bank. Apa hal pertama yang harus dilakukan CEO Pos Indonesia kala itu? Face reality... and then take fast and decisive actions.
Memprihatinkan
Pertanyaannya, apa fakta brutal yang kita hadapi di Kemenpar? Saat diminta presiden memimpin kementerian ini, hal pertama yang saya lakukan adalah mencermati data-data kinerja pariwisata kita yang sangat menyedihkan. Inilah kenyataan pahit yang kita hadapi bersama. Inilah fakta brutal yang harus kita terima dan dengan supercepat kita cari jalan pemecahannya.
Coba lihat data-data kinerja kita yang memprihatinkan berikut ini. Dari sisi penerimaan devisa, pariwisata Indonesia hanya SETENGAH dari Malaysia dan SEPEREMPAT dari Thailand. Tahun 2014 Indonesia hanya meraup devisa $11,2 miliar, sedangkan Thailand $38,4 miliar dan Malaysia $21,8 miliar. Bagaimana bisa negara sebesar ini dikalahkan oleh “anak kecil kemarin sore”.
Fakta brutal lain, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia 9,6% adalah yang TERENDAH di ASEAN. Bandingkan dengan Malaysia 13%, Thailand 21%, Filipina 11%, Vietnam 14%, dan atau negara kecil Kamboja yang mencapai 30%.
Tak hanya itu, competitiveness index pariwisata Indonesia tahun 2013 hanya bertengger di urutan buncit 70. Bandingkan dengan Malaysia di posisi 34 dan Thailand 43. Berkat kerja keras kita tahun 2015 lalu memang peringkat ini naik ke posisi 50. Namun jangan keburu puas, karena Malaysia dan Thailand pun naik pesat ke posisi 25 dan 35.
Ironis
Kinerja jeblok tersebut sangat ironis kalau kita melihat potensi pariwisata kita yang luar biasa. Tuhan telah menganugerahi kita kekayaan budaya dan keindahan alam yang luar biasa, namun kita tak bisa memanfaatkannya. Indonesia adalah “mega biodiversity country” yang begitu kaya tanaman dan tumbuhan nan elok. Dengan sekitar 17.000 jumlah pulau dan 2/3 dari seluruh wilayah merupakan perairan, negeri ini memiliki sekitar 10% dari total spesies tanaman di dunia. Kita memiliki 12% spesies mamalia dunia. Bahkan Indonesia memiliki 17% dari segala macam spesies burung yang ada di dunia.
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki sekitar 5,8 juta km persegi wilayah laut dengan spesies ikannya mencapai 37% dari total spesies ikan dunia. Kita juga memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, merupakan peringkat kedua negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Dari garis pantai sepanjang itu, 2/3 di antaranya dilindungi oleh batu karang yang mencapai 15% dari total batu karang yang dimiliki dunia. Praktis semua jenis batu karang di dunia ada di Indonesia.
Menurut World Economic Forum (2015) di bidang Natural & Cultural Resources, Indonesia menempati tempat tertinggi di ASEAN di posisi 17, jauh di atas posisi Filipina (56), Singapura (40), Malaysia (24), dan Thailand (21).