Menteri Siti Nurbaya Ajak Para Duta Besar Negara Sahabat Bersepeda di Akhir Pekan
Ketiga, tren penggunaan/pemanfaatan kawasan hutan dari tahun 2015 hingga 2024 menunjukkan tren yang makin berpihak kepada masyarakat, dari sebelumnya yaitu tahun 2015 hanya sekitar 4% alokasi lahan dan akses hutan yang diberikan izin bagi masyarakat menjadi 26% di tahun 2024 (per Agsutus 2024).
Keempat, Biodiversity dan wildlife conservation menjadi atensi internaisonal, seperti pentingnya pengendalian deforestasi.
Kelima, langkah-langkah dalam kerja pengendalian pencemaran dan pemulihan lingkungan dilakukan dengan penguatan pengendalian perijinan lingkungan serta upaya-upaya pengawasan dan pemulihan lingkungan seperti pengembangan ekoriparian.
Keenam, jumlah timbunan sampah di Indoneisa tercatat sebanyak 69,9 juta ton. Melalui upaya pengelolaan timbunan sampah di darat (land-based) bersamaan dengan kampanye peningkatan bahaya sampah plastic maka timbunan sampah plastic jauh berkurang yang sebelumnya tahun 2023 mencapai 339.133 ton dibandingkan tahun 2018 sebesar 538.183 ton.
Ketujuh, komitmen Indonesia secara global untuk perubahan iklim dilakukan dengan aksi iklim di berbagai sektor dengan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 1.229 juta ton CO2eq atau berhasil ditekan lebih rendah dari Business as Usual (BaU) sebesar 2.104 CO2eq.
Keberhasilan menurunkan emisi gas rumah kaca ini sebagian besar disumbang dari kontribusi sektor FoLU (Forest and other Land Uses) melalui program FoLU NetSink 2030.
Selain itu, Menteri Siti menjelaskan bagaimana posisi transisi pemerintahan Presiden Jokowi kepada Pemerintahan Presiden Prabowo yang diarahkan oleh kedua pemimpin dimaksud pada Sidang Kabinet Paripurna pada tanggal 12 Agustus 2024 dan tanggal 13 September 2024.
“Saya telah melaporkan materi ini kepada kedua Pemimpin Indonesia dimaksud tentang highlight dan posisi pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan”.