Menuju 1 Juta Mahasiswa, UT Gandeng Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia
Dengan pendidikan jarak jauh, hanya UT yang bisa memberikan layanan pendidikan tinggi yang tidak mengenal batas atau borderless di mana pun mereka berada, selama ada akses.
Pemberian layanan bagi masyarakat di luar negeri salah satunya bagi para pekerja migran, seperti di Malaysia, Korsel, Hong Kong, Singapura, Brunei, Taiwan, Jepang dan lainnya. UT tersebar juga di beberapa daerah.
Segmen pasar kedua adalah bagi mereka yang bekerja di KBRI, juga mereka yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri yang tergabung dalam persatuan pelajar Indonesia di dunia.
"Ternyata mereka juga mengambil program yang ditawarkan oleh UT, meski masih terbatas, tetapi bisa menjadi besar. Tentu ini kabar yang sangat baik," jelas Prof. Ojat.
Lebih lanjut dikatakan kerja sama dengan PPID membantu mereka meningkatkan kompetensinya di berbagai bidang. Sebab, ke depan tentunya tidak bisa hanya mengandalkan satu bidang kompetensi saja, tetapi bisa menguasai bidang lainnya. Dia berharap ini juga akan meningkatkan citra UT ke depan.
Selain itu, Prof Ojat juga menawarkan PPID yang mendapat beasiswa ke luar negeri mau bergabung dengan UT sebagai dosen UT. Sebab, renumerasi UT yang paling bagus.
Hal itu menurutnya bisa dibandingkan dengan IPB, UIN Syarif Hidayatullah, bahkan untuk asuransi pegawai UT yang paling bagus, dan mungkin hanya bisa dibandingkan dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pada kesempatan sama, Hamzah Assudy mengungkapkan PPID beranggotakan 120 ribu mahasiswa yang tersebar di 65 negara. Dia menilai kerja sama ini membuka peluang bagi mahasiswa di luar negeri untuk bergabung dengan UT yang kini berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) juga.