Menuju Indonesia Emas 2045, BNPT Bentengi Generasi Muda dari Paparan Radikalisme
"Tiga tahun masa pandemi kita lebih banyak menggunakan interaksi sosial online. Ternyata ini dimanfaatkan dengan menggunakan radikalisasi online yang disebut dengan online radicalization. Dari online radicalization ini kelompok paling banyak meningkat terpaparnya adalah pemuda, perempuan dan anak-anak," kata Rycko.
Oleh karena itu, dia mengatakan penting bagi pihak yang berkepentingan untuk membangun public awareness atau kesadaran publik.
Publik yang sadar dengan sendirinya tidak akan gampang terjerat janji-janji surgawi yang ditawarkan kelompok radikal ekstrem.
"Sehebat apapun mereka mengajarkan ideologi kekerasan, kalau masyarakat menolak, enggak akan ada gunanya," katanya.
Di usia BNPT yang menginjak 13 tahun ini, dia menginstruksikan agar seluruh jajaran melanjutkan kampanye kontraradikaliasasi online yang sejauh ini terus diperkuat guna membangun kedamaian di ruang digital.
Seluruh jajaran BNPT diminta terus bergerak secara kreatif dan masif untuk membangun public awareness baik secara offline turun ke lapangan maupun online sehingga Indonesia yang harmoni dapat terwujud.
"Gunakan berbagai macam platform digital untuk membangun kesadaran publik agar menolak apapun itu ideologinya, yang mengajarkan tentang kekerasan, yang mengajarkan tidak bisa menerima perbedaan, yang mengajarkan untuk membenci sesama ke kelompok, apalagi membenci pemerintah, menentang ideologi kita," kata dia. (dil/jpnn)