Merasa Tak Dihargai, 30 Persen Petani Australia Pernah Mempertimbangkan Bunuh Diri
"Kami juga menyadari adanya masa tunggu untuk bisa bertemu profesional, dokter psikolog di kawasan pedesaan, dan masalah ini juga harus diselesaikan."
Ross Blanch, petani ternak susu di negara bagian Queensland saat ini membantu melayani panggilan telepon untuk kesehatan mental bagi para petani dan perternak.
"Akan bagus sekali kalau ada dua tiga orang tiap distrik melakukan apa yang saya lakukan, dan kebanyakan kerja saya adalah berbicara di telepon, termasuk saat saya memeras susu atau berkeliling di peternakan atau kerjaan lainnya," katanya.
Meski dia sudah membantu ratusan petani yang mengalami masalah selama empat tahun terakhir, Ross masih terkejut melihat hasil survei.
"Saya memang sadar, ini menjadi masalah. Namun angkanya jauh lebih tinggi dari yang saya perkirakan," katanya.
"Saya tahu bagaimana dampak kekeringan dan banjir bagi kita. Secara fisik juga pengaruhnya besar. Kita bekerja, bekerja dan bekerja dan tiba-tiba ketika masalah mental muncul, kita tidak bisa berfungsi normal dan kehilangan kontrol atas semua bisnis yang kita miliki dan saat itulah muncul keinginan melukai diri sendiri."
"Saya kira sumber daya sudah ada, namun para petani tidak mau mencari bantuan kecuali ketika dipaksa dan orang yang pernah saya paksa mencari bantuan, mereka menjadi orang hebat sekarang."
"Saya kenal beberapa orang yang hampir betul-betul putus asa, dan disarankan orang lain untuk menghubungi saya dan saya berhasil membantu mereka."