Merayakan Sakit Hati Bersama Lord Didi Kempot di Harlah PKB
Kini banyak milenial dari berbagai kalangan yang akrab bahkan hafal lagu-lagu Didi Kempot. “Generasi sekarang tak malu lagi mengaku secara terbuka menyukai campur sari,” ujar Famega, seorang penulis yang menyukai lagu-lagu Didi Kempot.
Penggemar Didi Kempot pun tanpa canggung berjoget. Jalan Raden Saleh menjadi ajang line dance. “Sampai dengkul gemetaran,” ujar Mahendra yang mengaku mengenal lagu-lagu campur sari lantaran sering mendengar dari kaset teman indekosnya semasa kuliah di Purwokerto.
Antusiasme penggemar Didi Kempot memang di luar perkiraan panitia Harlah PKB. Fungsionaris DPP PKB Bambang Susanto yang menjadi panitia harlah mengatakan, konsep acaranya sebenarnya untuk internal.
“Ternyata antusiasmenya jauh di luar perkiraan kami. Kami kaget juga karena semua ingin merayakan sakit hati bersama Godfather of Broken Heart,” ujarnya.
Pertunjukan Didi Kempot di DPP PKB berlangsung sekitar 1,5 jam. Banyak penonton menginginkan penyanyi yang berulang tahun setiap 31 Desember itu menambah durasi aksinya.
Namun, aksi Didi Kempot harus berakhir sebagaimana pesan dalam penggalan lirik lagu Prahu Layar yang menjadi penutup aksinya semalam. Prayogane becik bali wae, dene sesuk esuk tumandang nyambut gawe yang maknanya kesenangan tetap ada akhirnya sehingga semua mesti kembali karena esok hari masih harus berkarya.(tan/ara/jpnn)