Merdeka dari Pandemi
Adapun angka kematiannya mencapai 115.096 jiwa, bahkan gerakan komunitas LaporCovid19 mencatat di antaranya terdapat 1.834 pusara tenaga kesehatan.
Bahaya pandemi sesungguhnya kematian. Namun, seolah-olah dalam perbincangan keseharian, baik di dunia nyata maupun maya, kematian akibat virus korona ditampik kebenarannya. Vaksinasi dihindari. Masker di bawah hidung, kalau perlu cukup di dagu saja.
Umumnya mengatakan virus korona hanya seperti flu biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya. Barangkali, pandangan itu diakibatkansebagian masyarakat umum lebih terjamah hoaks dibandingkan informasi yang menyehatkan lahir dan batin. Padahal rumus kebal hoaks itu sederhana.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong mengatakan rumus sederhana membedakan narasi hoaks ialah masyarakat patut waspada terhadap konten yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi benar (too good to be true) atau terlalu buruk untuk menjadi benar (too bad to be true).
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat sebaran hoaks vaksin Covid-19 per 13 Agustus 2021 mencapai 292. Ada yang menyoal kekebalan komunal, vaksin mengandung chip yang dikaitkan dengan sinyal 5G, hingga pandemi virus korona adalah rekayasa konspirasi pemerintah dunia.
Pemerintah tidak tinggal diam. Presiden Joko Widodo tercatat sebagai penerima pertama suntikan vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 13 Januari 2021. Vaksinasi untuk kalangan anak remaja 12-17 tahun terus digenjot sejak 1 Juli 2021.
Pencegahan dan penanggulangan Covid-19 digelar setiap hari untuk mengurangi risiko kematian. Per 13 Agustus 2021, warga Indonesia penerima dua suntikan vaksin korona mencapai 27,2 juta orang, sedangkan penerima dosis pertama mencapai 53,2 juta orang.
Program vaksinasi nasional digencarkan dengan target dua juta dosis disuntikkan per hari selama Agustus 2021. Untuk mewujudkan kekebalan komunal terhadap virus korona, pemerintah berencana melakukan vaksinasi Covid-19 pada 208.265.720 juta warga Indonesia.