Mereka tak Waras? Begini Penjelasan Ali Fauzi
jpnn.com, SURABAYA - Pelaku bom bunuh diri di tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya tega mengajak istri dan anak-anaknya melakukan aksi biadab. Terlebih, anak-anak mereka ada yang masih bocah.
Banyak yang masih bertanya-tanya, ideologi semacam apa yang membuat seseorang melakukan hal tersebut? Juga, banyak yang menyebut pelakunya sakit jiwa.
Mantan Ketua Instruktur Perakitan Bom Jamaah Islamiyah (JI) Ali Fauzi membantah bahwa mereka sakit jiwa. ’’Mereka secara mental sangat sehat. Jadi, ketika melakukan pengeboman, mereka sadar. Sangat sadar,’’ tegasnya. Menurut dia, ideologi ISIS-lah yang membuat mereka seperti itu.
Sejak 2016, terdapat 13 perempuan yang ditahan karena terlibat aksi terorisme. Dua yang terakhir ditangkap di dekat Rutan Mako Brimob dua pekan lalu karena berniat menusuk siapa pun polisi yang kali pertama ditemui. Semua dilakukan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.
Sebenarnya, ketika menjadi anggota kelompok teroris yang berafiliasi ke ISIS, output-nya akan selalu ke aksi terorisme atau yang mereka sebut amaliyah. Sebab, JAD menganggap pemerintah yang tak menjalankan syariat Allah adalah toghut. Berikut segenap aparaturnya.
BACA JUGA: Densus 88 Tembak Mati Ketua RT Dua Periode
Karena itu, kesempurnaan iman bagi para pengikut ISIS adalah kufur bit toghut atau membangkang kepada pemerintah. ’’Konsekuensinya, mereka akan memerangi pemerintah,’’ jelas Ali Fauzi.
Pemikiran tersebut hampir identik dengan pemikiran Jamaah Islamiyah (JI) yang dulu. Karena itu, mereka menyebut organisasi-organisasi tersebut sebagai tanzhim jihadi. Sebab, anggotanya harus berjihad. Konteksnya tentu saja melakukan teror.