Merugi, Ribuan Petani Prancis Blokade Ratusan Truk Pengimpor Makanan
jpnn.com - STRASBOURG - Para petani di Prancis meluapkan emosinya pada Minggu (26/7). Mereka menghentikan truk-truk pengangkut makanan di perbatasan dan mengirim mereka kembali. Beberapa produk bahkan dibakar di tempat.
Kemarahan para petani itu disebabkan turunnya harga jual bahan pangan gara-gara impor produk agrikultur dari luar begitu deras. Terutama dari Jerman dan Spanyol. Ada 200-300 truk yang diminta balik ke negaranya lagi.
Aksi para petani tersebut dimulai pada Minggu pukul 22.00. Total, ada lebih dari seribu petani yang terlibat. Mereka berjaga di enam jalan utama yang menghubungkan Prancis dengan Jerman serta Prancis dan Spanyol.
Di jalan utama perbatasan Spanyol dan Prancis, para petani menggunakan sepuluh traktor untuk memblokade jalan. Tindakan itu mengakibatkan kemacetan sepanjang 4 kilometer.
Ketua persatuan petani FNSEA Franck Sander mengungkapkan bahwa harga produk pertanian mereka terjun bebas karena banyak produk-produk dari luar. Yang menjadi masalah, beberapa produk tersebut hampir serupa dengan produk lokal sehingga banyak konsumen yang tertipu.
"Sebagai contoh, kami memulangkan truk yang membawa Babybel (jenis keju, Red). Konsumen menyangka ini adalah produk petani Prancis, tapi ini berasal dari Slovakia," ujar Sander. Selain keju, beberapa truk yang membawa produk seperti daging, buah, dan sayur dilarang masuk Prancis oleh para petani. Mereka melakukan aksi hingga kemarin (27/7).
Seminggu sebelumnya, para petani tersebut telah memblokade beberapa titik di kota, jalan-jalan, dan tempat-tempat wisata di Prancis akibat masalah yang sama. Pemerintah Prancis pun telah menjanjikan bantuan senilai EUR 600 juta (Rp 8, 9 triliun) untuk para petani dalam bentuk keringanan pajak dan jaminan pinjaman.
Harapannya, petani bisa bangkit dari kerugian. Namun, hal itu tidak membuat para petani berhenti melakukan aksi. (AFP/The Guardian/BBC/sha/c20/tia)