Minta Dikerok, Batuk-Batuk lalu Pingsan
Sesaat kemudian, vokalis utama Koes Plus itu beringsut dari kerumunan pelayat di sekitar liang. Dia berjalan menjauh dari makam Murry. Seolah-olah dia ingin menenangkan diri dan berusaha mengatasi kesedihan. ”Murry itu sahabat dan saudara dekat kami. Kami sama-sama dari susah hingga senang. Sampai sekarang,” ucapnya pilu.
Setali tiga uang, Yok Koeswoyo mengenang Murry sebagai sosok yang penuh toleransi. Itu sebabnya Koes Plus, band yang dipimpin (almarhum) Tonny Koeswoyo, membuat lagu dengan beragam genre. Bukan hanya pop, melainkan juga kasidah, lagu Natal, keroncong, pop Jawa, dan sebagainya. ”Toleransinya itu gambaran dedikasi almarhum. Banyak kesan saya tentang Murry. Kalau saya ceritakan nggak akan habis sampai malam,” terang pembetot bas Koes Plus tersebut.
Kini Koes Plus hanya tersisa Yon dan Yok Koeswoyo. Murry sendiri bergabung dengan Koes Plus sejak 1969. Kala itu grup band yang semula bernama Koes Bersaudara –karena anggotanya satu keluarga– tersebut ditinggal Nomo Koeswoyo yang mengundurkan diri untuk berbisnis. Tonny kemudian mengajak Murry untuk bergabung.
Nah, karena Murry bukan dari keluarga Koeswoyo, nama grup band itu diubah menjadi Koes Plus. Murry adalah plusnya. Bersama Murry, Koes Plus merajai dunia musik pop tanah air pada 1970-an. Selamat jalan, sang legenda. (*/c9/ari)