Minuman Alkohol Tertahan
Sabtu, 21 Agustus 2010 – 06:14 WIB
Agoes memberi contoh, misalnya BPOM meminta struktur analisa kandungan dari pabrik. Sementara, pabrik di luar negeri selalu merahasiakan racikannya. "Nah itu susah. Tapi itu hanya salah satu saja," imbuhnya. Sebagai solusi, dibuat laboratorium khusus di Indonesia untuk menelitinya dan pada akhirnya memakan waktu dan biaya. Biaya untuk test lab per merek sekitar Rp 3 juta. Demikian juga untuk lulus proses ML biayanya Rp 3 juta. "Prosesnya di lab dua minggu. Belum di BPOM lagi administrasinya," terangnya.
Jika sudah lulus, untuk selanjutnya setiap merek harus kembali melakukan uji lab setiap 6 bulan. "Ada lagi, sekarang BPOM minta SKI (Surat Keterangan Impor). Memang agak aneh juga BPOM meminta SKI karena itu domainnya Kementrian Perdagangan. Kita nggak tahu itu apa relevansinya karena itu menyebabkan biaya," curhat Agoes.
Bersamaan dengan dikeluarkannya syarat IT terbaru, ditetapkan pula kuota minol impor untuk satu tahun sebanyak 400 ribu karton untuk 8 importer atau distributor. "Tapi sampai sekarang importer belum ada yang bisa berdagang karena proses ML di BPOM belum keluar selama 4 bulan," imbuhnya.