Minyak Belut
Oleh: Dahlan IskanMinyak memang licin. Pun minyak goreng. Belut juga licin. Apalagi kalau kena minyak. Lutfi kini lagi berjuang menangkap belut berminyak. (*)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Perang Terigu
Leong Putu
Segala hal yang sebelumnya bukan kebutuhan, menjadi kebutuhan jika kita terbiasa mengkonsumsinya, berulangkali melakukannya, berulang menggunakannya. Ini komen yang serius. Banyak hal seperti itu. Gak percaya ? Mau Contoh? Mau atau mau banget ? Kalau sudah tau apa nanti gak nyesel ? Gak marah ? * Yang Pertama : @#%&@ **sensor ** Yang kedua : Obat kuat. Dan banyak lagi yang lainnya. Ini komen serius. Serius ngawurnya.
Mira Lestari
Porang kemahalan pak untuk dijadikan makanan pokok, prosesnya rumit. Paling gampang ubi singkong, kentang, talas, sagu, sukun, gembili, ganyong, suweg, uwi, gadung, Pisang tanduk, jagung.....tinggal rebus /kukus/ goreng/ tunu....sayangnya edukasi diversifikasi pangan kita gak jalan....
Iqbal Lombok
Keberhasilan Barat "mengedukasi" kita utk makan produk turunan gandum (terigu) adalah pelajaran penting tentang "perang budaya" . Membalasnya harus dengan perang budaya juga. Mungkin produk turunan Porang atau produk turunan padi bisa menjadi senjata utama kita. Atau yg lainnya, Monggo jk ada ide lainnya
Panggiring At Alasroban
Ini yang paling tidak masuk akal. Berjuta-juta ha kebun sawit kita. Konon terluas di dunia. Tapi harga minyak goreng di paksa tak jauh dari harga di Jepang. Yang bahkan tak punya sawit.
WidodoSrg Djoyo Martono
Berapa hektar kebun sawit yd dimiliki dan berapa % saham abah DI di pabrik migor? Sehingga Disway tdk membahas problem migor.