Mochtar Pabottingi Dukung Jokowi dan PSI demi Cegah Kebangkitan Orba
“Bahaya terbesar yang terus membayangi dan bisa kembali menimpa bangsa kita adalah kembalinya sistem pemerintahan Orde Baru. Dari keempat rezim yang sudah berkiprah di Tanah Air, Orde Baru tersimpul sebagai pembawa malapetaka, maha bencana atas bangsa serta segenap sendi-sendi kenegaraan kita,” kata dia.
Dalam penuturannya, cara mengelola negara ala rezim Orde Baru sangat berbahaya bila diterapkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan logika politik dan doktrin keamanan di balik rezim Orba sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai demokrasi Indonesia pasca kemerdekaan.
“Orde Baru ditandai dengan pemerintahan monopolistik, militeristik yang nihil akuntabilitas dan prinsip checks and balances, yang sarat diskriminasi dan kesewenang-wenangan tak bertara di sepanjang sejarah kemerdekaan kita,” tutur pria yang genap 74 tahun pada Juli nanti.
Tak hanya gagal merawat nilai demokrasi dengan melanggengkan kekuasaan monopolistik dan militeristik. Rezim Orde Baru, menurut Mochtar, juga mencederai sila kedua, ketiga, keempat dan kelima dalam Pancasila.
Menurut Mochtar, keempat sila tersebut diinjak-injak atau dicampakkan selama Orde Baru. "Dan semua itu dibiarkan dengan impunitas,” tutur dia.
Namun, setelah kejatuhan rezim Orde Baru dan ditandai dengan terbukanya gerbang Reformasi, kondisi politik Indonesia tak serta-merta terlepas dari pengaruh orang-orang Orde Baru yang mencoba memasuki kembali gelanggang politik. Mochtar Pabottingi pun memakai istilah tarik tambang antara barisan Reformasi dan barisan Orde Baru.
“Maka terjadi dan berlanjutlah kerusakan parah atas perikehidupan bangsa kita sungguh-sungguh secara multidimensi, yang terjadi adalah tarik tambang atau tug of war antara barisan Reformasi dengan barisan Orde Baru, hingga detik ini,” dia memaparkan pemikiran politiknya.
Kondisi politik di bawah pengaruh dan ancaman kebangkitan Orde Baru itu, bagi Mochtar Pabottingi, sedang dipraktikkan lewat pencapresan mantan Pangkostrad era Orba Prabowo Subianto. Dia khawatir, kemenangan Prabowo di Pilpres 2019 ini, bisa membangkitkan gaya politik Orde Baru.