Monoloyo
Oleh Dhimam Abror DjuraidDemokrasi deliberatif diabaikan dan demokrasi prosedural diabadikan. Demokrasi prosedural adalah demokrasi kelompok elite.
Demokrasi deliberatif adalah demokrasi kelompok ‘alit’. Demokrasi elite berlangsung di gedung-gedung parlemen, sementara demokrasi alit berlangsung di warung kopi pinggir jalan.
Habermas melihat kedai kopi, salon, dan himpunan masyarakat meja sebagai arena deliberatif. Di sana masyarakat humanistik-aristokratik hingga para intelektual borjuis akan bertemu, saling mengkritik, dan memunculkan diskusi terhadap permasalahan umum.
Ruang publik ini kemudian berkembang menjadi ruang publik di wilayah politis (political public sphere) yang terwujud melalui negara dan istana sebagai ruang dari otoritas publik.
??Perkembangan zaman mendorong terbentuknya berbagai arena baru. Ketika mesin cetak ditemukan dan surat kabar diperkenalkan maka ruang publik bergeser tempatnya dari pinggir jalan ke media massa. Begitu seterusnya sampai ditemukan radio, televisi, dan media digital sekarang ini.
Di masa pandemi, ketika komunikasi tatap muka sangat dibatasi, maka komunikasi digital menjadi alternatif yang sangat penting. Tidak hanya menjadi penyalur informasi dari pemerintah kepada publik, ruang digital bermanfaat untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam bentuk respons atas berbagai peristiwa yang terjadi.
Ini dimungkinkan karena ruang digital dapat memuat berbagai opini, tanggapan, kritik, hingga wawancara dari masyarakat luas.??
Ruang publik adalah ranah kehidupan sosial dalam bentuk ruang dan tempat untuk kepentingan publik.
Ruang publik tidak hanya berbentuk fisik melainkan juga berbentuk media massa dan media alternatif. Ruang publik juga digunakan untuk berkumpul, deliberasi, dan berekspresi secara bebas dalam melayani kepentingan-kepentingan umum