Motorway Murah
Oleh Dahlan IskanItulah hotel bintang lima di Peshawar. Yang di balik pintu gerbang itu ada pos jaga lagi. Dengan lubang kecil di dindingnya. Dari lubang itu muncul ujung senjata. Milik sniper yang berjaga di dalamnya.
Untuk ke lobby saya melewati taman kecil. Dengan beberapa pohon agak tinggi. Di balik pohon itu ternyata juga ada tentara bersenjata.
Namun saya tidak merasa lelah. Juga tidak merasa tertekan. Tertutup oleh banyaknya tantangan di perjalanan panjang. Juga oleh kenyataan kota Peshawar sudah bisa mulai berbenah.
Di beberapa sudut kota jalannya dilapisi aspal baru. Di sekeliling kota juga sedang dibangun jalur busway. Berupa jalan layang.
Sisa-sisa kesedihan perang memang masih terlihat, tetapi optimisme mulai muncul. Sedikit.
Perang panjangnya memang terjadi di Afganistan. Namun, dampak babak belurnya memang telah menimpa sampai ke Peshawar.
Afganistan yang makan pulut. Pakistan yang tertimpa kulit nangkanya.(***)