MPR: Perlu Mewaspadai Penurunan Kualitas Pendidikan Selama Pandemi Covid-19
jpnn.com, JAKARTA - Berkenaan dengan peringatan Hari Perdidikan Nasional 2020, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta pemerintah tetap memenuhi hak pendidikan rakyat selama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sepanjang kebijakan PSBB terjadi peningkatan tekanan ekonomi keluarga yang mengganggu proses belajar dari rumah.
“Fenomena tertekannya perekonomian keluarga mempengaruhi proses belajar dari rumah mulai terlihat sejak kebijakan PSBB berjalan ketat. Karena itu, saya minta pemerintah mencermati fenomena ini dan segera mencari solusi terbaik untuk mengatasinya,” kata Lestari Moerdijat yang juga Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah di MPR, dalam keterangannya, Jumat (1/5).
Menurut Rerie sapaan akrab Lestari, selama masa pandemi Covid-19 di Tanah Air terdapat beberapa persoalan yang terjadi di lingkup pendidikan nasional. Mengutip survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mayoritas interaksi guru-murid hanya memberikan tugas belaka yang tercatat 79,9 persen. Masih berdasarkan survei yang sama disebutkan hanya 8 persen guru yang sudah terbiasa dengan metoda pengajaran jarak jauh.
Kondisi itu, menurut Rerie, bisa jadi karena kesiapan guru baik pemahaman dan praktik melakukan pengajaran jarak jauh (PJJ) rendah.
“Jangan sampai kesalahan pedagogic ini membuat sasaran Pendidikan kita tidak tercapai. Atau lebih jauh lagi bisa menimbulkan efek psikologis buruk bagi anak-anak didik kita di tengah tekanan ekonomi yang membebani orang tua,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Rerie mengapresiasi langkah taktis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melonggarkan bantuan operasional sekolah agar anggaran dapat fleksibel mengantisipasi kemungkinan gangguan operasional sekolah selama PSBB.
"Tetapi langkah itu belum cukup. Harus juga dipikirkan antisipasi ancaman meningkatnya angka putus sekolah baik pada pendidikan dasar, menengah maupun tinggi," ujarnya.