MSI Dorong Singkong Naik Kelas
"Kita juga ingin mendukung program pemerintah untuk korporasi petani. Caranya, MSI membantu mengembangkan korporasi di wilayah desa, 2-3 desa kita bikin satu korporasi semacam Badan Usaha Milik Petani (BUMP)," ungkapnya.
Arifin menambahkan, saat ini kapasitas produksi singkong baru sekitar 20 juta ton per tahun. Menurutnya, angka ini masih bisa ditingkatkan hingga 30 juta ton per tahun. Tentunya hal ini hanya bisa tercapai melalui kerja sama yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan.
"Ruang pengembangannya masih luas dan demand pun masih bisa terus ditingkatkan. Apalagi kita kan masih impor tapioka juga, belum lagi kalau kita kembangkan produk hilirnya," tuturnya.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, singkong sebagai sumber karbohidrat dan protein punya banyak keunggulan. Komoditas pangan yang dikenal merakyat ini bisa dimanfaatkan oleh industri skala rumah tangga hingga industri besar.
Singkong bisa diolah menjadi beragam produk seperti tepung atau chips sebagai bahan baku makanan sehari-hari, bahan baku bioetanol, hingga kantong plastik ramah lingkungan. Baru-baru ini, MSI bekerja sama dengan Perum Bulog juga meluncurkan produk beras singkong sebagai alternatif pengganti beras padi.
BACA JUGA: Dua Sejoli Ini Lolos dari Hukuman Mati
"Melalui kerja sama ini diharapkan anggota MSI terpacu untuk memproduksi beras singkong, karena produk yang mereka hasilkan nanti sudah ada yang menampung yaitu Bulog. Nanti Bulog yang menjualkan ke konsumen dengan harga sekitar Rp15.000 per Kg," pungkasnya.(dkk/jpnn)