Murah, Gamelan dari Pelat Besi Seng Masih Laris Manis
jpnn.com, JOMBANG - Di era teknologi saat ini, perajin gamelan di Jombang masih tetap mempertahankan pembuatan alat musik tersebut secara tradisional. Mereka tetap menggunakan bahan baku dari pelat besi seng yang tergolong murah.
Salah satu perajin yang masih bertahan adalah Sumadi. Sejak delapan tahun lalu, pria paruh baya ini memproduksi alat musik tradisional itu di bekas kandang sapi belakang rumahnya, Desa Jenis Gelaran, Bareng, Jombang.
Di tempat yang sederhana itu, Sumadi dibantu tiga pekerjanya membentuk pelat besi seng menjadi beragam alat musik gamelan, mulai dari bonang, kenong, gambang, gong, baron, saron hingga kendang.
BACA JUGA: Dikawal Relawan ABJ, Jokowi Janjikan Solusi ke Pengrajin Rotan Cirebon
Pria yang karib disapa Sumadi Seng itu menekuni kerajinan gamelan sejak 2010. Dia mengaku mendapat ilmu membuat alat musik tradisional itu saat bekerja di Solo, Jawa Tengah. “Saat itu saya ingin ada yang bisa membuat gamelan di kampung ini,” kata Sumadi Seng di kediamannya.
Sayang, usaha yang dijalani Sumadi Seng tak berjalan mulus. Selama dua tahun pertama, gamelan yang dihasilkannya tidak bisa menenuhi keinginan pasar. Namun, seiring berjalannya waktu, gamelan buatan Sumadi Seng semakin banyak diminati pemusik tradisional. Pesanan pun berdatangan, mulai dari Mojokerto, Jombang, hingga Bandung, Jawa Barat.
BACA JUGA: Impian Kakek Sumadi Seng Pasarkan Aksesori Ontel ke Mancanegara
Sumadi Seng bercerita, untuk membuat satu set gamelan, dia membutuhkan waktu dua bulan karena dibuat secara manual. Agar harganya lebih terjangkau, dia menggunakan pelat besi yang didapat dari pasar loak. “Satu set gamelan harganya Rp 20 juta, kalau menggunakan bahan kuningan harga satu setnya Rp 25 juta,” ungkapnya.