Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia
Sebar Intelijen untuk Kumpulkan Koleksi Satwa LangkaSelasa, 10 April 2012 – 00:10 WIB
Rouf menuturkan, koleksi yang ada ini merupakan pemberian kolektor barang antik. Dia yakin masih banyak masyarakat yang memiliki koleksi tengkorak atau tulang belulang hewan-hewan khas Wallacea.
Pria kelahiran Maros, 14 April 1954, itu menjelaskan, persiapan peresmian museum itu benar-benar mepet. Selain koleksinya masih minim, koleksi aneka terumbu karang khas zona Wallacea juga belum banyak. Apalagi, koleksi terumbu karang itu baru diperoleh H-1 sebelum peresmian. Karena itu, saat etalase penyimpanan terumbu karang dibuka, aroma khas bangkai satwa laut itu langsung menyengat hidung.
Rouf memiliki beberapa strategi untuk mengumpulkan benda-benda yang layak menjadi koleksi Museum Wallacea. Salah satunya dengan menyebar beberapa "intelijen" khusus untuk blusukan ke hutan-hutan yang rawan terjadi praktik perburuan liar. Hampir seluruh hutan di Sumatera Tenggara rawan menjadi praktik perburuan liar.