Musisi Tunanetra Australia Tampil di Hadapan Siswa SLB Jakarta
Menyambut Hari Internasional Penyandang Disabilitas, musisi tunanetra asal negeri kanguru, Emma Bennison, berkunjung ke Sekolah Luar Biasa (SLB)-A di Jakarta Selatan. Lewat musik, Emma ingin menyampaikan bahwa penyandang disabilitas berhak untuk meraih sukses.
Sejak lahir, Emma Bennison telah mengalami kebutaan. Namun kondisi disabilitas itu tak menghalanginya untuk menjadi seorang penulis dan penyanyi lagu, serta berkarir penuh di dunia musik.
Bertepatan dengan Hari Internasional Penyandang Disabilitas yang jatuh pada (3/12), sarjana musik dari Universitas Queensland ini berkesempatan mengunjungi Indonesia dan bertatap muka dengan puluhan anak dari SLB-A Pembina, Jakarta Selatan.
Emma membawakan lagu ciptaannya di hadapan siswa SLB-A Pembina Jakarta. (Foto: Nurina Savitri)
Emma tak hanya menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan talenta yang dimilikinya, ia juga menyampaikan pesan yang selama ini diyakininya.
“Saya pikir yang paling penting, penyandang disabilitas harus menampik anggapan dan sikap bahwa mereka tak bisa berkreasi lewat seni, lewat musik. Masyarakat sendiri juga harus berhenti berpikir bahwa orang-orang dengan disabilitas itu kurang kreatif atau kurang kompeten,” tuturnya selepas pentas.
Musik menjadi perantara Emma untuk berkreasi dan berinteraksi dengan masyarakat umum, terlepas dari keterbatasannya.
“Ini terdengar klise, tapi musik memang bahasa universal. Ini adalah salah satu bentuk seni yang mampu menghubungkan para penyandang disabilitas. Saya sendiri tak menganggap diri saya orang yang sakit, selama ini saya hanya yakin bahwa saya memandang dunia secara berbeda,” ujar CEO Arts Access Australia- Badan Kesenian dan Disabilitas Tertinggi di negeri kanguru –ini.